Seiring dengan kecepatan perkembangan teknologi, akan mempengaruhi daya beli konsumen terhadap pemenuhan kebutuhan hidup. Seperti yang terjadi saat ini, alat-alat elektronik berkembang pesat. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya variasi, dengan speck dan feature yang berbeda-beda. Fenomena ini mendorong manusia untuk selalu konsumtif terhadap barang-barang yang bersifat baru tersebut. Setelah melakukan sedikit interview dengan penjual handphone, misalnya dalam satu bulan bisa saja satu orang dapat berganti type handphone. Alasannya adalah sebagai tuntuan gaya hidup saja. Masyarakat ingin selalu mengikuti perkembangan teknologi, tidak mau tertinggal dengan perbincangan-perbincangan tentang sesuatu yang baru, dan pastinya ingin bergaya.
Hal ini menuntut produsen untuk memproduksi produknya dengan cepat dan bervariasi banyak. Adanya perubahan paradigma dari mass production ke produk inovatif. Mass production akan menghasilkan produk-produk bersifat fungsional. Produk inovatif memiliki umur hidup pendek dibandingkan produk fungsional. Produsen produk inovatif selalu menganggarkan biaya paling besar terhadap aktivitas penetrasi pasar. Usaha marketing selalu dibesar-besarkan, Hal ini yang terkadang menipu banyak konsumen. Produk dengan harga yang sama namun speck dan featurenya dibuat sedikit berbeda akan membingungkan konsumen. Hasilnya konsumen tidak selektif memilih produk. Mereka selalu ingin membeli barang dengan as good as new. Seperti pengalaman yang saya alami sendiri. Saya ingin membeli tablet, lalu dengan bantuan "google", saya melakukan perbandingan antara produk merk taiwan "H" dan produk merk korea "S". Dengan acuan kemampuan beli yang sama, saya memperoleh informasi trade off speck dan feature kedua produk. Dengan membeli merk "H", saya akan memperoleh kecepatan processor 1,5 GHz, kamera belakang 5MP, dan dapat stylus pen, tetapi kelemahannya produk tidak bisa dibuat telepon (bawaan asli). Pada produk lainnya "S", produk bisa digunakan sebagai telepon, tetapi kecepatan processor yang dimiliki 1 GHz dan kamera hanya 3,15 MP. Seperti yang kita tahu merk "S" memiliki keunggulan dari pada merk "H" jika dilihat dari sisi strategi pemasarannya. Hasilnya produk "H" menjadi produk langka di pasar. Saya baru mengetahui ketika saya membeli merk "H", capdase atau leather casenya sulit diperoleh di pasaran jika dibandingkan dengan merk "H".
Namun inti dari post saya kali ini bukan hal itu, hal diatas hanya gambaran ilustrasi bahwa kita konsumen harus lebih jeli memilih produk yang ada di pasaran. Dari pengalaman tersebut saya selalu berpikir, untuk memanfaatkan sifat konsumen, yang tidak mau ambil ribetnya. Mereka selalu ingin membeli barang baru, as good as new. Okelah itu tuntutan pola hidup mereka, tetapi saya berpikir mereka terlalu mudah untuk dibohongi oleh pihak produsen. Hasilnya produk import banyak masuk ke negara kita, namun produk eksport sedikit. Hal ini berakhir pada pola pikir kreatif untuk menciptakan produk. Kemampuan pasar menuntut untuk selalu konsumtif, tidak produktif.
Untuk itu saya mengusulkan kepada para pembaca blog ini, sebagai konsumen produk import. Bagaiman jika kita budayakan untuk membeli barang-barang produk second hand ( bekas ). Seperti yang dilakukan diluar negeri tentang strategi 3R ( Reuse, recycle, Remanufacturing ). Inti dari strategi ini adalah produsen tidak selalu menggunakan bahan material baru untuk memproduksi barangnya, ada part-part tertentu yang menggunakan bahan dari produk lama, sebagai contohnya reuse botol coca-cola dan aqua. Saya juga telah mencoba praktek strategi ini, saya membeli hp bekas, namun tentunya ada jaminan garansi dari toko atau dari produsen hpnya. Hasilnya saya produk tersebut masih saya gunakan sampai sekarang, dan saya puas dengan kualitasnya.
Setelah handphone, saya ingin mencoba pengalaman untuk membeli laptop bekas. Dari pengamatan saat saya menjual laptop kemarin, saya mencoba merekomendasikan tips-tips dalam membeli laptop bekas;
- Coba check fisik dari laptop, mulai dari baterai, segel pada bagian bawah laptop, layar LCD, fungsi semua tombol keyboard, kamera depan dll. Lakukan sedetil mungkin.
- Siapkan USB, yang akan digunakan untuk menguji port USB pada laptop.
- Melalui sistem windows, periksa device manager sistem, apakah semua sistem terinstall dengan baik. Lakukan pengujian pada bluetooth, wireless, dan kamera.
- Periksa sound atau suara laptop. Disini kemampuan mendengar dapat diuji, hehehe. Apakah semua hardware sound berfungsi baik, atau ada kerusakan.
- Lakukan pengujian untuk melakukan pemutaran video berkualitas HD, 1080p atau 720p. Ini akan membantu memeriksa kualitas processor laptop.
- Kebanyakan laptop dijual, karena mengalami kerusakan pada baterainya. Padahal kerusakan pada baterai membutuhkan waktu pengujian untuk membuktikan kualitas dari baterai. Cara paling mudah adalah meminta garansi/jaminan toko bahwa baterai yang digunakan adalah ori dan memiliki kualitas yang baik, setidaknya tidak bocor.
- Langkah terakhir adalah memastikan bahwa masih ada kartu garansi dari produsen laptop tersebut. Mungkin dapat dilihat melalui website, tentang garansi laptop tersebut.
- Selamat mencoba!!!