Bismillah semoga blog ini menjadi media yang bermanfaat bagi saya sendiri dan orang lain yang membutuhkan....

Serombenan..

Friday, June 25, 2010

REFLEKSI DIRI untuk awal yang baru....

Bagaimana jika setelah berusaha dan berdoa kita tetap gagal? Pertanyaan yang mungkin tidak enak didengar, tapi perlu ditelaah lebih lanjut.
Perlu diyakini sekali lagi bahwa doa yang dipanjatkan seseorang hamba kepada khaliqnya pasti didengar. Ada beberapa kemungkinan yang akan terjadi ketika kita berdoa :
1. Segera dikabulkan. Kemungkinan ini yang secara subyektif sangat kita harapkan.
2. Disimpan oleh ALLAH sebagai tabungan pahala untuk di akhirat nanti.
3. Doa kita dijadikan ALLAH sebagai perangkat pelindung kita dari segala marabahaya.


Ketiga kemungkinan diatas jelas sekali disabdakan oleh Rasullah SAW :

“Tidak ada seorang muslim pun yang berdoa dengan suatu doa yang bukan menyangkut dosa dan menyangkut usaha memutuskan tali silahturahmi kecuali ALLAH akan memberinya salah satu dari tiga kemungkinan : segera dipenuhi-Nya doa tersebut dari tiga kemungkinan : segera dipenuhi-Nya doa tersebut atau disimpan-Nya sebagai simpanan pahala di akhirat, atau dihindarkan-Nya dia dari kecelakaan/kejelekan yang sebanding”
(HR Ahmad, Bazzar, Abu Ya’la, dan Hakim)

4. Soal waktu (ditunda sementara oleh ALLAH).

“Tidak ada seorang muslim pun yang menghadapkan mukanya kepada ALLAH dan berdoa, kecuali ALLAH memberikannya (memenuhinya), kadang dipercepat, kadang diperlambat”
(HR Ahmad dan Hakim)

5. Mungkin belum/tidak dikabulkan karena hal itu akan berdampak buruk bagi kita. Disinilah seorang muslim diuji kualitas keimanannya. Kadang-kadang secara subyektif kita akan merasa sesuatu hal itu baik, padahal tanpa sepengetahuan kita di kemudian hari hal itu akan berdampak negatif pada diri kita.

Memang secara sunnatullah orang yang memiliki jaminan Indeks Prestasi diri tinggi akan dipermudah pencarian kerjanya nanti. Tapi ini bukan jaminan mutlak. Yang paling penting adalah usaha dan doa kita, kesungguhan kita untuk menggapai hari esok, kesediaan kita untuk selalu melangkah maju bersama ALLAH menuju masa depan nan cemerlang.
Sejenak mari kita simak firman illahi di dalam Al-Quran surat Al-Baqarah 2 ayat 216, yang artinya :
“....boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu. ALLAH mengetahui sedang kamu tidak mengetahui”

Semoga tulisan singkat ini menjadi bahan refleksi diri tentang apa yang kita alami sekarang. AMIN.....
Share:

Sunday, June 13, 2010

Cara Sehat Hadapi Pertengakaran

Copy Paste dari kompas kolom Lifestyle / Minggu, 13 Juni 2010 05:12 WIB

KATA orang, pertengkaran bisa menjadi bumbu dalam sebuah hubungan. Akan tetapi, perselisihan yang berlangsung terus-menerus dan tanpa henti, bisa membuat Anda menjadi frustrasi. Lantas, adakah cara sehat untuk menghadapinya?

Banyak hal bisa menyulut pertengkaran, termasuk sesuatu yang mungkin dianggap sepele oleh salah satu pihak. Misalnya datang terlambat saat berkencan, rasa cemburu, sampai sikap kekasih yang terlalu protektif.

''Pertengkaran bisa menandakan hubungan yang Anda bangun kuat dan penuh hasrat, dan bahwa Anda merasa cukup nyaman mengekspresikan perasaan negatif tanpa merasa takut kehilangan satu sama lain,'' jelas Bonnie Eaker Weil, Ph.D., penulis buku Make Up, Don't Break Up.

Akan tetapi, bukan berarti Anda boleh bertengkar terus sekehendak hati tanpa memikirkan dampak lebih lanjut terhadap hubungan dengan kekasih. Bagaimana pun, ada sejumlah cara yang benar dan salah dalam mengatasi perselisihan. Berikut ini adalah beberapa di antaranya:

Berdialog
Jika Anda merasa sudah terlalu banyak bicara dan mengulang-ulang kalimat yang sama, coba tekan tombol pause. Menurut Benjamin Karney, Ph.D. dari Relationship Institute di University of California, Los Angeles, penelitian menemukan bahwa pasangan yang tidak bahagia cenderung
mengulang-ulang ucapannya karena ingin didengarkan, yang sama sekali tidak produktif.

''Mereka berakhir dengan saling melontarkan kalimat satu sama lain, bukannya berdialog,'' katanya.

Jangan menyerang
Saat perselisihan memanas, masing-masing pihak cenderung tergoda melemparkan makian yang akan semakin memperburuk suasana. Menurut Rita DeMaria, Ph.D., direktur Council for Relationships di Phladelphia, sekali saja kata-kata hinaan meluncur dan melukai perasaan, tidak akan ada masalah yang selesai.

Berdasarkan studi dari University of Chicago, otak kita membentuk ''bias negatif'' yang membuat kita lebih responsif terhadap berita buruk. Di zaman manusia gua dulu, kelangsungan hidup manusia sebagai spesies tergantung pada kemampuan menyingkirkan diri dari bahaya. Jadi, otak
mengembangkan sistem perlidungan yang membuat kita mustahil mengabaikan hal-hal buruk.

Itu sebabnya Anda perlu meminimalisasi efek negatif dari kata-kata yang dilontarkan. Tujuan Anda bukanlah saling membuat kesal satu sama lain, melainkan untuk menyelesaikan sebuah masalah. Jadi, daripada menuding pasangan yang Anda anggap malas, lebih baik utarakan padanya dampak
kemalasannya terhadap Anda.

Berdamai
Tidak perlu mempermasalahkan siapa yang salah dan siapa yang benar demi menentukan pemenang. Sebab, ini bukan kompetisi.

''Orang sering terpaku menentukan siapa yang benar, yang mengalihkan perhatian mereka dari menemukan penyelesaian. Konflik dapat diselesaikan lebih cepat dan tuntas ketika tidak ada satu pun pihak yang merasa harus berproklamasi, 'Tuh kan, saya benar!' '' jelas Karney.

Sebagai permulan, cari titik temu yang mempersatukan pendapat kedua belah pihak. Lalu, cari solusi yang sama-sama dimaklumi oleh Anda dan kekasih.(MI/ICH)
Share:
tenvictory company. Powered by Blogger.

Tentang Penulis

My photo
Hai, para pencari ilmu teruslah bergerilya di pelosok-pelosok ladang ilmu untuk mencari keridhoan-Nya