Sabtu, 28 Mei 2011, Saya mengikuti sebuah seminar yang dibawakan oleh Imam Supriyono tentang Financial Spiritual Qoutient (FSQ). Seminar dibawakan dengan sangat menarik. Pembicara, Imam Supriyono, seorang konsultan senior yang menulis buku FSQ menjual bukunya dengan Rp 900,- walaupun harganya di pasaran Rp 45.000,-. Alhasil peserta yang merupakan mayoritas mahasiswa antuasias untuk membeli buku tersebut.
Acara dilanjutkan dengan menunjukkan fakta bahwa barang-barang yang dikonsumsi merupakan barang import. Hal ini berlawanan arah dengan apa yang disuarakan oleh para masyarakat, yang saling gembar gembornya untuk melawan ekspansi orang asing ke Negara Indonesia.
Langsung aja ke apa-apa yang penting di Seminar bertemakan "unggul bersaing dari generasi ke generasi". Hal-hal itu antara lain :
1. Coba dipikirkan tentang watak mudah menyerah kita, apakah itu pantas jika melihat banyak orang tua (ayah dan ibu kita) yang terus berjuang untuk membiayai anak-anaknya???
2. Apakah usaha harus datang setelah kesulitan datang??? Jawabannya adalah pada diri kita, mau atau tidaknya untuk mempersiapkan lebih awal (being be the first, to be number one).
3. Posisi watak Indonesia adalah "tidak menepati janji". Dengan kata lain apa yang dikatakan tidak sama dengan apa yang dilakukan. Malaysia membutukan waktu 50 tahun untuk menjadikan maju dengan hasil kelapa sawitnya. Berapa lagi waktu yang dibutuhkan Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar??? Apakah fakta bahwa 3000 orang Indonesia yang bekerja di Malaysia, akan menjadi prestasi atau budaya? Ayo sadar dan bangkitlah jiwa-jiwa muda Bangsa!