Ramadhan 1436 H
Ada yang berbeda dengan Ramadhan tahun ini, pada tahun ini
pengurus BDI memberikan amanah ke saya untuk mengurus acara Bazar Ramadhan di
kantor.
Alhamdulillah, serangkaian acara Bazar sudah selesai saat
saya menulis blog ini. Serangkaian acara Bazar dimulai dengan pelaksanaan
Sosialiasi Pelaksanaan Bazar kepada para tenant (3/7), Seminar ke Anak Asuh
Bakrie Amanah (6/7), pelaksaan Bazar (7-10/7), dan ditutup dengan Buka Bersama
dnegan Anak Asuh Bakrie Amanah. Dari pelaksanaan serangkaian acara tersebut
terkumpul uang santuanan sebesar Rp. 11,620,000.
Panitia Bazar Ramadhan 1436 H
Suasana Seminar Bersama Anak Asuh
Suasana Bazar Ramadhan 1436H
Suasana Tauziah sebelum buka bersama
Penyerahan Uang Santunan kepada
perwakilan Bakrie Amanah
Setelah pelaksanaan serangkaian acara tersebut, tepatnya pada tanggal 10 Juli 2015, saya melanjutkan perjalanan ke Kota Cimahi, untuk persiapan Mudik ke Surabaya. Moda transportasi yang digunakan Kereta Api, melalui Stasiun Gambir. Petualangan Mudikpun dimulai pada esoknya, setelah sholat Subuh pada tanggal 11 Juli 2015, kami (saya dan keluarga Cimahi) berangkat menuju Sepanjang (Kota Kecil, tempat Mamaku tumbuh kembang) dengan menggunakan kendaraan roda empat.
Ada hal-hal yang menarik yang menjadi pelajaran bagi saya selama perjalanan. Pertama, ketika mudik, di jalan akan bertemu dengan bermacam-macam tipe pemudik. Kedua, waktu mudik cocok dengan kuliner. Sayangnya, kemarin hal ini tidak bisa berjalan dengan baik, Ketiga, i'ktikaf saat mudik menjadi alternatif yang tepat. Kami i'ktikaf bersama di Masjid Agung Demak. Suasana islami disana sangat mendukung untuk melakukan ibadah pada malam itu. Setelah pelaksanaan sholat tarawih, ada pembacaan ayat-ayat Al-Qur'an oleh Tahfidz Quran. Semoga malam itu, terpilih menjadi malam Lailatul Qodar.
Sesudah melakukan i'ktikaf, pada pagi harinya, setelah sholat subuh, kamipun melanjutkan perjalanan. Kami tiba di Sepanjang pada pukul 13.30 WIB. Karena kami belum melakukan sholat Dhuhur, kami pun mampir ke Masjid Akbar Surabaya. Walaupun saya sering beribadah di Masjid Agung, saya belum sempat untuk naik ke Menara Masjid Agung. Pada siang hari itu, saya bersama adik dan tante mencoba melihat pemandangan dari atas Menara Masjid Agung.
Pemandangan dari atas Menara Masjid Agung Surabaya
Tak terasa waktu berjalan, om mendapatkan pesan dari saudara yang lain, menanyakan posisi kita sudah dimana. Akhirnya kami memutuskan untuk segera menuju Rumah Sepanjang.