Alhamdulillah, pada tanggal 25 Oktober 2015 Half Marathon (HM) berhasil saya selesaikan. Kurang lebih jarak yang saya tempuh 21 KM. Pelaksanaan lari dimulai pukul 05.10 WIB di Monas. Walaupun tanpa latihan rutin, saya berhasil melakukan HM untuk pertama kalinya.
Catatan penting pribadi untuk mengikuti HM JakMar kali ini, panasnya Jakarta bukan main y. Ujian yang paling berat adalah dehidrasi. Pada KM ketiga, saya sempet buang air kecil (saya pikir suhu tubuh saya masih menyesuaikan dengan suhu lingkungan). Pada KM kedelapan belas sampai kedua puluh satu , tubuh saya mulai merasakan dehidrasi, kaki mulai kram, air minum yang ada di tiap pos lari tidak bisa meredakan rasa haus. Bahkan, saya harus minum lebih dari satu gelas pocari sweat. Saya tidak tahu, apa benar pocari sweat lebih baik dari air mineral biasa. Karena sudah terbiasa air mineral, semakin banyak minum air pocari sweat semakin membuatku kehausan. Pada KM ke 21, kaki tidak bisa dipaksa lari, kram saudara pada betis dan telapak kaki. Saya memutuskan finish dengan berjalan.
Dari acara ini, saya mengevaluasi diri antara lain ;
a. Berlatih itu sangat penting, jika akan mengikuti event lari HM (21 KM) atau FM (42 KM). Jika tidak konsisten, maka bersiaplah menerima konsekuensi cidera.
b. Dehidrasi menjadi kendala yang sangat menggangu ketika berlari, maka persiapkan diri sebelum berlari dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan air.
c. Perlunya menggunakan pelembab atau pelindung sinar matahari. Memang ketika berlari tidak akan terasa, namun ketika selesai berlari, tepatnya waktu saat mandi, kulit akan terasa panas seperti terbakar. Ini pasti akibat panas sinar matahari yang langsung menyerang kulit. Jadi pastikan memakai pelindung, berupa pelembab yang memiliki SPF yang cukup.
Catatan penting pribadi untuk mengikuti HM JakMar kali ini, panasnya Jakarta bukan main y. Ujian yang paling berat adalah dehidrasi. Pada KM ketiga, saya sempet buang air kecil (saya pikir suhu tubuh saya masih menyesuaikan dengan suhu lingkungan). Pada KM kedelapan belas sampai kedua puluh satu , tubuh saya mulai merasakan dehidrasi, kaki mulai kram, air minum yang ada di tiap pos lari tidak bisa meredakan rasa haus. Bahkan, saya harus minum lebih dari satu gelas pocari sweat. Saya tidak tahu, apa benar pocari sweat lebih baik dari air mineral biasa. Karena sudah terbiasa air mineral, semakin banyak minum air pocari sweat semakin membuatku kehausan. Pada KM ke 21, kaki tidak bisa dipaksa lari, kram saudara pada betis dan telapak kaki. Saya memutuskan finish dengan berjalan.
Dari acara ini, saya mengevaluasi diri antara lain ;
a. Berlatih itu sangat penting, jika akan mengikuti event lari HM (21 KM) atau FM (42 KM). Jika tidak konsisten, maka bersiaplah menerima konsekuensi cidera.
b. Dehidrasi menjadi kendala yang sangat menggangu ketika berlari, maka persiapkan diri sebelum berlari dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang kaya akan air.
c. Perlunya menggunakan pelembab atau pelindung sinar matahari. Memang ketika berlari tidak akan terasa, namun ketika selesai berlari, tepatnya waktu saat mandi, kulit akan terasa panas seperti terbakar. Ini pasti akibat panas sinar matahari yang langsung menyerang kulit. Jadi pastikan memakai pelindung, berupa pelembab yang memiliki SPF yang cukup.